Tempat asal: Lore, Los Palos
Nama orangtua: Jose da Silva Soares (Ayah); Sabina Ximenes (Ibu)
Alexhia bersatu kembali dengan keluarganya pada bulan November 2010, yakni 18 tahun setelah ia dibawa ke Indonesia. Perdana Menteri Xanana Gusmao-lah yang membantu pengembalian Alexhia ke Timor Leste. Xanana jugalah yang mendorongnya untuk menuntaskan kuliah hukumnya di Indonesia.
Semuanya berawal ketika Alexhia diberitahu pada awal April 2010 bahwa ia seorang Timor Leste. Seorang tetangga memberitahu bahwa ia diadopsi dari sebuah keluarga di Los Palos. Ibu angkatnya, kendati dengan berat hati, lalu menceritakan kenyataan yang sebenarnya. Staf konsulat Timor Leste di Bali kemudian menolong Alexhia mencari informasi tentang keluarganya di Timor Leste.
Diambil untuk menghukum keluarga
Pada tahun 1992 Soerjo Winarno, seorang pegawai sipil Indonesia, dan istrinya, Atika Banowati, datang ke Lore, Los Palos, untuk mengadopsi bayi Alexhia. Ibu dari Alexhia, Sabina Ximenes, tidak punya pilihan selain setuju untuk menyerahkannya karena saudara-saudaranya adalah komandan Falintil, Mau Nana dan Mau Nani. Saat itu orang-orang yang anggota keluarganya berperang melawan Indonesia kehilangan hak azasi mereka. Wanita, anak-anak, dan orang tua dikirim ke Pulau Atauro, tempat mereka dipenjarakan dengan kondisi yang berat, untuk menekan kerabat mereka agar menyerah. Di sisi lain banyak yang anak-anaknya diambil, seperti yang terjadi pada Sabina Ximenes.
Terkait dengan penyerahan anak ini, ada selembar surat perjanjian yang harus Sabina tandatangani. Ia selalu menyimpan surat itu sejak mereka terpisahkan. Surat itu membuatnya merasa bahwa ia masih ibu dari Alexhia, kendati dalam surat itu tertulis bahwa ia tidak dipaksa untuk menyerahkan anaknya. Ia juga menyimpan foto dirinya yang sedang menggendong bayinya sebelum anak itu diambil.’
Baca kisah Alexhia dan saksikan filmnya:
Xanana meets TL’s Lost Generation and support her return while Alexhia and her mother in tears (Tempo Semanal, 27 Oktober 2010)